Laman

Rabu, 27 April 2011

" Sumber Daya Hutan"

1. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Realita hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal tersebut merupakan hubungan mutualisme dalam tatanan keseimbangan alam dan kehidupannya (Balancing Ecosystem). Sumber daya alam terbagi dua, yaitu SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) dan yang dapat diperbaharui (renewable). Keanekaragaman hayati termasuk didalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Potensi sumber daya alam hayati tersebut bervariasi, tergantung dari letak suatu kawasan dan kondisinya. Pengertian istilah sumber daya alam hayati cukup luas, yakni mencakup sumber daya alam hayati, tumbuhan, hewan, bentang alam (landscape). Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya alam hayati yang berlimpah ruah.

Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia. Hutan merupakan tempat tinggal berbagai macam spesies. Hutan mempunyai jasa yang sangat besar bagi kelangsungan makhluk hidup terutama manusia. Salah satu jasa hutan adalah mengambil karbon dioksida dari udara dan menggantimya dengan oksigen yang diperlukan makhluk lain. Maka hutan disebut paru-paru dunia. Jadi, jika terlalu banyak hutan yang rusak, tidak akan ada cukup oksigen untuk pernapasan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Namun semua kekayaan itu tidak akan menjadi sesuatu yang indah apabila banyak disalahgunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan individu masing – masing. Apabila dibiarkan akan menambah percepatan kepunahan. Kekayaan jenis tmbuhan dan hewan yag tinggi hutan sekaligus merupakan ancaman baginya, sebab kekayaan jenis yang tinggi tidak selalu disertai dengan tingkat kepadatan individu yang tinggi. Jadi bagi tiap spesies populasinya tidak bisa melimpah, sebab mereka hars berdampingan dengan speies lainnya.

"NUKLEUS"

I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Sel manusia mengandung inti. Di dalam inti sel (nukleus), DNA tersusun sangat rapi sehingga dapat di duplikasi sebagian atau seluruhnya dengan hanya sedikit kesalahan saja. Intinya terdiri atas selaput inti, kromatin, anak inti, dan matriks inti. Ukuran dan cirri morfologis inti dalam spesifik cenderung seragam.

Adanya inti yang tidak teratur dengan kapasitas untuk menyerbu jaringa tetangganya adalah ciri morfologis utama yang di pakai oleh ahli patologi. Ada perkecualian adalah eritrosit matang yang tidak mempunyai Inti. Bakal eritrosit di sumsum tulang adalah sel – sel berinti: namun inti nantinya dikeluarkan pada perkembangan eritrosit. Nukleus dibatasi oleh sepasang membran. Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 m. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval.

Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti. Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrolnsel eukariotik. Nukleus ini umumnya merupakan organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik. Nukleus dilindungi oleh selubung nucleus yang melingkupi nucleus dan memisahkan isinya dari sitoplasma. Selubung nukleus merupakan membran ganda. Kedua membran ini, masing – masing merupakan bilayer lipid dengan protein terkait, dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 – 40 nm. Selubung ini dilubangi oleh beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm.

Dalam inti atau nukleus kita temukan materi genetic sel yaitu asam deoksiribonukleat (DNA). Dalam DNA ini ditandai pesan – pesan yang berperan untuk struktur dan fungsi sel dan selnjutnya untuk seluruh organisme. Inti mempunyai fungsi pengontrolan, dengan menghasilkann molekul – molekul yang berisi informasi messenger RNA, ribosom RNA dan transfer RNA, yang mempengaruhi sintesa protein dalam sitoplasma dan selanjutnya mempengaruhi hamper seluruh aktivitas sel. Untuk mengetahi lebih jelas tentang ini maka dalam hal ini akan dibahas mengenai sejarah penemuan inti sel atau nukleus dengan struktur dan fungsi nucleus dalam sel.